Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni tari adalah seni yang mengenai tari-menari (gerak-gerik yang berirama). sementara itu, tari dalam KBBI berarti gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Dari kedua pengertian seni tari dan tari dapat disimpulkan bahwa unsur tari adalah gerakan itu sendiri.
Pada dasarnya, seni tari adalah suatu gerakan semua bagian tubuh atau hanya sebagian saja yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan, dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa iringan musik. Dalam hal ini, penari yang menggunakan iringan musik, maka gerakannya akan mengikuti irama dari musik yang dibawakan. Dengan kata lain, pengiring penari yang memainkan musik akan mengatur setiap gerakan penari supaya makna dan tujuan dari tarian yang dibawakan tersampaikan kepada penonton tari-tarian.
Menurut Para Ahli :
Soedarsono mengatakan bahwa tari adalah suatu ungkapan yang berasal dari dalam jiwa setiap manusia yang kemudian diekspresikan melalui gerakan ritmis sekaligus ritmis. Dalam hal ini, Soedarsono menyatakan bahwa ungkapan rasa yang dimaksud adalah sebuah emosional atau rasa yang pada manusia. Sementara itu, gerakan ritmis dan indah merupakan suatu gerakan yang mengikuti iringan nada dari para pengiring, sehingga menciptakan suatu seni yang bisa membuat orang lain terpesona ketika melihat gerakan ritmis tersebut.
Pangeran Suryadiningrat
mengungkapkan bahwa tari adalah sebuah gerakan yang berasal dari semua anggota tubuh seseorang yang dilakukan senada dengan iringan irama musik dengan tujuan dan maksud tertentu.
Bagong Sudito
Menurut Bagong Sudito, seni tari adalah sebuah seni yang berbentuk suatu gerakan yang ritmis sekaligus sebagai media ekspresi manusia.
Image from Freepik
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh sri maharaja Rakai pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borubudur dan juga candi sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja sri maharaja Dyah Balitung Maha sambu.
Berdasarkan Prasasti Sriwargha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sugai oppak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi.
Candi Prambanan adalah bangunan candi bercorak agama hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi yang juga disebut sebagai Rara Jonggrang ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu dewa Brahma sebagai dewa pencipta, dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan Prasasti sirwagha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa mahadewa setinggi tiga meter, dikarenakan aliran Syaiwa yang mengutamakan pemujaan dewa - dewa di candi ini.Kompleks percandian Prambanan secara keseluruhan terletak di Daerah istinewa yogyakarta, tetapi pintu administrasinya terletak di Jawa tengah.
Candi Prambanan terletak di 2 tempat yakni di Bokoharjo, prambanan, sleman, dan di Tlogo, Prambanan, Klaten, , atau kurang lebih 17 kilometer timur laut dari Kota jogja, 50 kilometer barat daya dari Kota surakarta dan 120 kilometer selatan dari Kota semarang, persis di perbatasan antara Daerah istimewa yogyakarta dan jawa tengah. Candi ini adalah Jawa tengah termasuk , candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di asia Tenggara.
Istilah “Wayang” sendiri berasal dari kata “ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas Sang Kuasa. Tapi ada juga yang mengatakan “wayang” berasal dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar. Wayang kulit, terbuat dari kulit kerbau, diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada saat ini. Ia dimainkan seorang dalang; diiringi musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga (pemain gamelan) dan tembang yang dinyanyikan para pesinden. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat. Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil terkadang diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro.
Wayang kulit memiliki sejarah panjang. Catatan tertua tentang wayang kulit atau wayang purwa tersua dalam Prasasti Kuti bertarikh 840 M dari Joho, Sidoarjo, Jawa Timur. Prasasti ini menyebut kata haringgit atau dalang. “Haringgit adalah bentuk halus dari kata ringgit. Kata ini sampai sekarang masih ada dalam bahasa Jawa, yang berarti wayang,” catat Timbul Haryono, guru besar arkeologi Universitas Gadjah Mada, dalam “Masyarakat Jawa Kuna dan Lingkungannya Pada Masa Borobudur” termuat di 100 Tahun Pasca Pemugaran Candi Borobudur.
Wayang kulit lahir, tumbuh, hidup di Indonesia, kemudian menyebar ke penjuru dunia. Tidak salah jika Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (Unesco) menetapkan wayang kulit sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia
Perkembangan wayang kulit memasuki babak baru pada masa kesultanan Islam. Wayang kulit tak lagi eksklusif milik lingkungan istana. Para pendakwah Islam di Jawa membawa wayang kulit ke masyarakat akar rumput. Mereka juga mengubah bentuk-bentuk wayang agar sejalan dengan ajaran Islam dan tujuan dakwah. Beberapa pendakwah Islam itu juga seorang dalang yang andal.
Yang paling terkenal adalah Sunan KalijagaLakon dalam pertunjukan wayang kulit masa Islam masih mengambil kisah-kisah dari Mahabharata. Tapi pendakwah Islam memasukkan beberapa istilah dan tokoh baru dalam lakon-lakon itu. Antara lain empat tokoh lucu yang dikenal sebagai panakawan: Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng.Kedatangan orang-orang Eropa ke Nusantara ikut memberi warna baru bagi wayang kulit. Para penyebar agama Katolik dari Sarikat Jesuit pada masa kolonial mengikuti jejak pendakwah Islam dalam menggunakan wayang kulit sebagai media penyebaran agama.
Meski wayang kulit di sejumlah wilayah begitu terbuka terhadap sentuhan baru, wayang kulit di Yogyakarta dan Surakarta masih mempertahankan model pakem. Artinya, pedalang di sana membuat sejumlah ketentuan tentang pementasan wayang kulit.
Mulai bentuk wayang, lakon, tokoh-tokohnya, sampai peralatan teknis lainnya. Pakem mereka merujuk pada pementasan wayang kulit masa Mataram Kuna.Sejak kemerdekaan, Indonesia memiliki sejumlah sekolah tinggi dengan jurusan pedalangan. Dari lembaga inilah, kemungkinan baru terhadap pengembangan wayang kulit bergulir. Pementasan wayang kulit beberapa kali keluar pakem. Seperti lakon cerita, tokoh, dan hal teknis pemakaian layar digital serta teknologi terbaru.
created with
Website Builder Software .